Flash Mob “Kampanye untuk Memerangi Kekerasan Seksual” di Bengkulu Cetak Rekor MURI
(2364 Views) May 3, 2016 8:13 pm | Diterbitkan oleh FPL | Tidak ada komentarSEJAK tahun 2014, Yayasan PUPA bersama-sama Seniman Tari ESSY Studio melakukan kegiatan Flash Mob untuk mendukung kampanye One Billion Rising(OBR). Kegiatan flash mob ini dilakukan untuk mengampanyekan hak perempuan di berbagai hari peringatan nasional dan internasional, seperti Hari Perempuan Internasional, Peringatan Hari Anak, Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan hari-hari penting lainnya.
Sampai sekarang, seruan untuk menghapus kekerasan seksual dan advokasi yang mendesak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dirasa cukup efektif disampaikan melalui Flash Mob. Flash mob dipilih sebagai metode yang dianggap universal dalam menyampaikan suara untuk mendobrak dan lepas dari kurungan patriarki, serta bangkit melawan kekerasan terhadap perempuan, terutama kekerasan seksual. Cara ini pun digunakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bengkulu dalam peringatan HUT Bengkulu, untuk mengangkat isu kekerasan terhadap perempuan dan seruan “Stop Kekerasan Seksual” kepada masyarakat Kota Bengkulu.
Flash Mob yang diadakan pada pertengahan Maret 2016 tersebut, diikuti lebih dari 20.000 orang. Peserta yang hadir berasal dari berbagai kalangan, seperti pelajar, mahasiswa, masyarakat umum, dan juga para pejabat daerah, seperti Wakil Walikota, Anggota DPRD, Kepala Badan dan mantan gubernur Bengkulu.
Karena jumlah peserta yang begitu besar (di atas 15.000 orang), acara ini mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Dengan semakin banyaknya peserta yang mengikuti flash mob, diharapkan semakin banyak dukungan dalam penyeruan anti penindasan, eksploitasi dan perendahan martabat perempuan.
Harapan ke depannya, Provinsi Bengkulu dapat menjadi provinsi yang paling nyata aksinya dalam menghapus kekerasan seksual, melalui penyediaan layanan untuk pencegahan, serta penanganan dan pasca penanganan yang lebih komprehensif.
Dilaporkan oleh: Susi Handayani