Di CFD, Puluhan Orang Nyatakan Perang Lawan Kejahatan Seksual
(1496 Views) May 15, 2016 8:04 am | Diterbitkan oleh FPL | Tidak ada komentarMetrotvnews.com, Solo: Puluhan orang yang terdiri dari Forum Paralegal Solo, SPEK-HAM, Komunitas Masyarakat Peduli Perempuan dan Anak Solo Raya melakukan aksi bertajuk ‘Solo Raya Melawan Kejahatan Seksual’. Aksi tersebut dilakukan pada saat pemberlakuan hari bebas kendaraan bermotor (Car Free Day), Minggu, 15 Mei 2016.
Mereka menabuh peralatan dapur sebagai simbol dalam aksi itu. Artinya, mereka menabuh genderang perang terhadap kejahatan seksual.
Direktur Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (SPEK-HAM), Endang Listiani mengungkapkan dari tahun ke tahun kejahatan seksual terhadap perempuan dan anak terus meningkat. Tahun 2014, Komnas Perempuan mencatat terdapat 293.220 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan. Jumlah itu meningkat di tahun 2015 yang mencapai 321.752 kasus.
“Setiap hari ada 20 perempuan Indonesia menjadi korban kekerasan seksual. Artinya adalah darurat kekerasan seksual. Perempuan dan anak-anak terancam,”ungkap Endang saat ditemui di tengah-tengah aksi, Minggu (15/05/2016).
Massa aksi mendesak pemerintah segera mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan beberapa catatan. Mereka menilai hukuman kebiri dan hukuman mati tidak solutif dan justru cenderung melanggar Hak Asasi Manusia.
“Jika dikebiri, pelaku masih dapat mengulangi kesalahan melalui tangan, kaki, mata dan mulut mereka. Kami lebih mendorong hukuman yang komprehensif, menyelesaikan akar persoalan dan rehabilitatif terutama jika pelakunya anak-anak,”jelas Endang.
Upaya preventif berupa pendidikan publik, imbuhnya, penting terus-menerus digencarkan. Endang pun mengatakan telah mengirimkan desakan tertulis kepada Presiden dan DPR RI.
“Kami dari 33 provinsi dan 115 lembaga atau forum pengada layanan berjejaring nasional telah mengirim desakan tertulis. Kami akan terus lakukan aksi-aksi yang sama hingga RUU Penghapusan Kekerasan Seksual disahkan,”tandas dia.
Selain menabuh peralatan dapur, massa aksi melakukan orasi bergantian, membacakan surat terbuka untuk Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta membawa sejumlah papan berisi informasi kasus kekerasan seksual di sejumlah daerah di Indonesia. Mereka juga menggalang tanda tangan dan membacakan pernyataan sikap di hadapan publik.
(RRN)
metrotvnews.com